Retikulosit adalah eritrosit muda yang sitoplasmanya masih mengandung
sejumlah besar sisa-sisa ribosome dan RNA yang berasal dari sisa inti
dari bentuk penuh pendahulunya. Ribosome mempunyai kemampuan untuk
bereaksi dengan pewarna tertentu seperti brilliant cresyl blue atau new methylene blue
untuk membentuk endapan granula atau filamen yang berwarna biru. Reaksi
ini hanya terjadi pada pewarnaan terhadap sel yang masih hidup dan
tidak difiksasi. Oleh karena itu disebut pewarnaan supravital.
Retikulosit paling muda (imatur) adalah yang mengandung ribosome
terbanyak, sebaliknya retikulosit tertua hanya mempunyai beberapa titik
ribosome.
Pada pewarnaan Wright retikulosit
tampak sebagai eritrosit yang berukuran lebih besar dan berwarna lebih
biru daripada eritrosit. Retikulum terlihat sebagai bintik-bintik
abnormal. Polikromatofilia yang menunjukkan warna kebiru-biruan dan
bintik-bintik basofil pada eritrosit, sebenarnya disebabkan oleh bahan
ribosome tersebut.
Hitung retikulosit merupakan indikator
aktivitas sumsum tulang dan digunakan untuk mendiagnosis anemia.
Banyaknya retikulosit dalam darah tepi menggambarkan eritropoesis yang
hampir akurat. Peningkatan jumlah retikulosit di darah tepi
menggambarkan akselerasi produksi eritrosit dalam sumsum tulang.
Sebaliknya, hitung retikulosit yang rendah terus-menerus dapat
mengindikasikan keadan hipofungsi sumsum tulang atau anemia aplastik.
Setelah eritrosit muda kehilangan intinya, sebagian kecil RNA tertinggal dalam eritrosit dan sel ini disebut retikulosit.
Jumlah retikulosit menggambarkan produksi eritrosit di sumsum tulang. (R. Gandasoebrata, 1984)
Sel normal beredar sebagai retikulosit selama 1-2 hari dan sebagai
eritrosit matang selama 120 hari. Dalam darah normal terdapat 0,5-2,5 %
retikulosit. Peningkatan jumlah retikulosit yang disertai kadar
hemoglobin yang normal merupakan indikasi bahwa telah terjadi kahilangan
atau penghancuran eritrosit berlebihan, yang diimbangi oleh peningkatan
aktivitas sumsum tulang. Persentase retikulosit sebesar 0,5-2,5 % yang
menyertai kadar hemoglobin yang rendah, menunjukkan bahwa respons
terhadap anemia tidak adekuat. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat
defisiensi eritropoetin atau sumsum tulang yang hiporesponsif atau
kedua-duanya. (Frances K. Widmann, 1995).
Metode
Hitung retikulosit umumnya menggunakan metode pewarnaan supravital. Sampel darah dicampur dengan larutan brilliant cresyl blue (BCB) atau new methylene blue
maka ribosome akan terlihat sebagai filamen berwarna biru. Jumlah
retikulosit dihitung per 1000 eritrosit dan dinyatakan dalam %, jadi
hasilnya dibagi 10.
Pewarna yang digunakan memiliki formula sebagai berikut :
- Brilliant Cresyl Blue (BCB) : brilliant cresyl blue 1.0 gr; NaCl 0.85% 99.0 ml. Saring larutan sebelum dipergunakan.
- New methylene blue : NaCl 0.8 gr; kalium oksalat 1.4 gr; new methylene blue N 0.5 gr; aquadest 100 ml. Saring larutan sebelum dipergunakan.
Sampel darah yang digunakan untuk hitung retikulosit adalah darah kapiler atau vena, dengan antikoagulan (EDTA) atau tanpa antikoagulan (segar).
Prosedur
- Ke dalam tabung masukkan darah dan pewarna dengan perbandingan 1 : 1, campur baik-baik, biarkan selama 15 menit agar pewarnaannya sempurna.
- Buatlah sediaan apus campuran itu, biarkan kering di udara.
- Periksalah di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x. Eritrosit nampak biru muda dan retikulosit akan tampat sebagai sel yang mengadung granula/filamen yang berwarna biru. Bila kurang jelas waktu pewarnaannya diperpanjang atau dicounterstain (dicat lagi) dengan cat Wright.
- Hitunglah jumlah retikulosit dalam 1000 sel eritrosit. Jika kesulitan menghitung, lakukan pengecilan medan penglihatan okuler dengan meletakkan kertas berlubang pada lensa okuler. Hitung retikulosit ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut :
Nilai Rujukan
- Dewasa : 0.5 - 1.5 %
- Bayi baru lahir : 2.5 - 6.5 %
- Bayi : 0.5 - 3.5 %
- Anak : 0.5 - 2.0 %
Masalah Klinis
- Penurunan jumlah : Anemia (pernisiosa, defisiensi asam folat, aplastik, terapi radiasi, pengaruh iradiasi sinar-X, hipofungsi adrenokortikal, hipofungsi hipofisis anterior, sirosis hati (alkohol menyupresi retikulosit)
- Peningkatan jumlah : Anemia (hemolitik, sel sabit), talasemia mayor, perdarahan kronis, pasca perdarahan (3 - 4 hari), pengobatan anemia (defisiensi zat besi, vit B12, asam folat), leukemia, eritroblastosis fetalis (penyakit hemolitik pada bayi baru lahir), penyakit hemoglobin C dan D, kehamilan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi temuan hasil laboratorium :
- Bila hematokritnya rendah maka perlu ditambahkan darah
- Cat yang tidak disaring menyebabkan pengendapan cat pada sel-sel eritrosit sehingga terlihat seperti retikulosit
- Menghitung di daerah yang terlalu padat
- Peningkatan kadar glukose akan mengurangi pewarnaan
- Retikulosit Pemeriksaan hitung retikulosit dilakukan untuk mengukur jumlah sel darah merah muda dalam volume darah tertentu. Pada kondisi normal, jumlah retikulosit mencapai 1% dari total jumlah sel darah merah. Peningkatan pembentukan retikulosit merupakan respon sumsum tulang terhadap kondisi tubuh yang memerlukan lebih banyak sel darah merah seperti yang terjadi pada kondisi anemia. Dengan demikian, pemeriksaan ini merupakan penilaian terhadap fungsi sumsum tulang. Evaluasi aktivitas eritropoetik yang dapat menunjukkan kondisi anemia hemolitik dan perdarahan; dan menentukan terapi pada berbagai kondisi anemia. Hitung rekulosit rendah berkaitan dengan derajat anemia.
-
Labels: Tes Hematologi ( labkesehatan.blogspot.com/2009/12/hitung-retikulosit.html )
0 komentar:
Posting Komentar